Insidenini bereskalasi menjadi serangan terhadap jemaah yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa dan pembubaran jemaah-jemaah lainnya di Jerusalem Timur, Jumat (7/5/2021). Tembakan peluru karet, gas air mata, serta granat kejut melukai jemaah yang bertahan di dalam masjid. Merespons situasi di Palestina yang memanas, Aksi Cepat Tanggap (ACT Berdasarkanperjanjian damai 1994 antara Israel dan Yordania, status pelindung al-Aqsa di bawah kendali Yordania dan tempat-tempat suci Islam lainnya di Yerusalem timur yang kini telah diduduki Israel. Di bawah status quo, umat Yahudi diperbolehkan masuk ke dalam komplek Haram al-Sharif namun tidak diperbolehkan untuk beribadah. Pada 2015, tepat satu bulan sebelum Ramadan, Yordania dan Israel BACAPUISI. 13 pembaca puisi (termasuk seorang dari Indonesia) tampil dengan ghairah membaca puisi pro Palestin Al-Aqsa. Mereka ialah Dr Irwan Abu Bakar, Korporal Azhar, Haji Askolani, Siso Kopratasa, Adiwangsa Sukma Ismail Ahmed, Datuk Rahman Shaari , Azimin Bin Daud , Drs Siamir Marulafau (dari Medan, Indonesia), Adly Rabbanie, Letfee Ahmad, Zaleena E-naa , Ilya Kablam , Dr Fazilah Husin . Fast Money. Baca Juga Rektor UIBA Palembang Tarech Rasyid Isbedy Memaknai Kepulangan Buku Ketika Aku Pulang Karya Isbedy Stiawan Masuk UIBA Palembang Esok Malam, Puisi Minyak Goreng Diluncurkan PUISI akan selalu "berpihak", sekecil apa pun. Keberpihakan karya puisi juga kesenian umumnya tentu pada kemanusian dan keadilan. Itulah napas keberpihakan seniman Lampung menyikapi nasib Palestina yang bebeberapa hari terakhir dibombardir serdadu Israel. Bahkan saat menjelang Idul Fitri 1442 H. Kepedulian seniman Lampung yang diprakarsai Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS bekerja sama dengan Pondok Santap Taman Untung, tadi malam 22/5/2021 menghadirkan Syaiful Irba Tanpaka, Agusri Junaidi, Erika Novalia Sani, Muhammad Alfariezie, Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Lampung H. Imam Asyrofi, Isbedy Stiawan ZS, Fitri Angraini dosen UIN Radin Intan, Fajrun Najah Ahmad, Yurie Arsyad Temenggung, dan Muchlas E Bastari. Para seniman, aktifis, dan politisi Lampung itu sepakat mendukung Palestina dan mendoakan agar perang di Jalur Gaza segera dihentikan. Mereka mengutuk Israel yang dinilai brutal dan dzalim terhadap rakyat Palestina. "Kita dukung Palestina agar merdeka karena sesuai dengan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Erika Novalia Sani, direktur Lamban Sastra pada testimoni sebelum membaca puisi "Palestina Kita Berpelukan" karya Isbedy Stiawan ZS. Sementara Fajar, panggilan akrab Fajrun Najah Ahmad, bercerita pengalamannya langsung ke Yerussalem pada 2018. Ia menjelaskan nasib rakyat Palestina benar-benar memprihatinkan. "Anak-anak Palestina untuk menjual hasil kerajinannnya harus hati-hati karena jika ketahuan tentara Israel akan ditangkap dan barang jualannya dirampas," cerita Fajar. Isbedy juga menguatkan dukungan Indonesia sudah dinyatakan Soekarno, bapak pendiri dan proklamator pada 1960. "Jadi jelas sekali NKRI mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan demikin, kita mengutuk zionis Israel," tandas pengampu Lamban Sastra itu. Penyair berjuluk Paus Sastra Lampung duet dengan istrinya, Fitri Angraini, membacakan puisi "Burung Burung dari Surga". Lalu penyair Agusri Junaidi membacakan puisi tentang Palestina dari buku puisinya "Wajah Musim". Syaiful Irba Tanpaka membacakan puisi "Doa Serdadu Sebelum Perang", Muhammad Alfariezie membacakan puisi "Bagaimana Mungkin Aku Melupakanmu" karya Taufiq Ismail, dan Yurie Arsyad membacakan puisi terjemahan karya penyair Rusia. Berikut puisi Isbedy Stiawan ZS, yang diakuinya terinspirasi dari berita di youtube ihwal kawanan burung di langit Yerussalem dan seekor burung tengah mencabik-cabik bendera Isrel Isbedy Stiawan ZS BURUNG-BURUNG SURGA lalu burung-burung surga memasuki kota itu dan mengoyak bendera dengan paruhnya sebagai pertanda apakah kau bisa berpikir jika punya akal? tapi, Allah telah menetapkan pada bani israel sebagai orangorang yang mesti meninggalkan rumah lalu pulang menjarah dan menjajah seperti dinubuat, mereka usir para nabi setiap kitab yang datang padanya selalu diingkari demi menegakkan ajaran dan ujaran dari nenekmoyang ihwal sapi yang mesti dikurbankan soal Musa, Yakub, ataupun Isa yang ditolak risalahnya di tanah Al-Quds ini, bahkan Yesus disalib untuk menebus dosa seluruh umat kenapa Kau tak berpikir jika Allah memberi akal? * inilah Al-Quds, sebuah negeri yang telah disucikan selain Mekah tanah yang pernah disinggahi Muhammad saat hijrah, sebelum ke muntaha jejak-jejak para nabi di sini membekas sebagai sejarah kelam manusia sebab selalu ingkar dan suka menumpahkan darah ingatlah, bagaimana Musa diburu ingin dibunuh; Allah menyelamatkan tongkat Musa membagi dua lautan Yesus disalib lalu diarak ke Golgota “Eli Eli, lama Isa agani?” lalu makin lengkap habis marwah Bani Israel; diusir dari negeri sendiri tiada lagi tanah kelahiran; menjadi ahasveros tak mengenal jalan ke rumah apakah Kau tak berpikir jika punya akal? sampai mereka temukan peta itu kampung di mana dulu nenek moyangnya menetap sebagai bangsa pembangkang dan selalu membuat kerusuhan berulang-{ulang Palestina jadi sasaran sebagai negeri yang mesti direbut untuk meluaskan kekuasaan berulangulang Al-Aqsa ingin dihancurkan demi menghapus sejarah masa lampau tapi apakah mereka tak berpikir Allah semakin menghidupkan cahaya itu? lihatlah burung-burung surga dikirim lalu mencabik bendera hingga tidak bertanda; seperti itu wajah israel di mata Allah di hati bangsa-bangsa yang mengerti makna kemanusiaan 2021 Baca Juga Rektor UIBA Palembang Tarech Rasyid Isbedy Memaknai Kepulangan Buku Ketika Aku Pulang Karya Isbedy Stiawan Masuk UIBA Palembang Esok Malam, Puisi Minyak Goreng Diluncurkan Isbedy Stiawan ZS puisi Herman Batin Bendera Indonesia dan Palestina. Foto Merdeka Hari ini, tanggal 17 Agustus 2020. Bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya ke 75. Begitu syahdunya perayaannya. Ruang-ruang virtual begitu semarang dengan kebahagiaan. Warna merah putih sebagai lambang negara begitu indah mempesona. Pancasila dengan Burung Garudanya nampak gagah berani. Mencengkram ranting dengan jari-jari kaki yang kokoh. Menandakan, korupsi, dan perampasan hak warga yang ada dalam PANCASILA harus dihentikan. Hingga negara ini berdaulat hukumnya tegak, ekonomi makmur, rakyat berkehidupan cukup. Rakyat tidak perlu mengiba mengadu nasib dan masa depannya. Rakyat cukup memilih saat Pilpere, Pileg dan Pilkada orang-orang terbaik. Rakyat tidak perlu berteriak soal ketidakadilan. Rakyat tidak perlu menjerit saat sakit karena mahalnya berobat dan BPJS yang berbelit. Negara yang tanahnya subur ini sejatinya syurga khusus rakyat Indonesia. Kita lihat Palestina hari ini, negara yang memiliki masjid al-Aqsha Kiblat pertama umat Islam. Dalam Isra’ Mi’raj baginda Rasulullah SAW diperjalankan dari masjidil Haram ke masjid al-Aqsha, Palestina sebelum naik ke Sidratul Muntaha. Palestina adalah negeri para nabi. Para pemuka peradaban yang diutus menerangi umat manusia. Ada Nabi Muhammad SAW, nabi Ibrahim as., nabi Yusuf as., nabi Ya’kub as., nabi Luth as., nabi Sulaiman as., nabi Ishak as., nabi Musa as., nabi Isa as., dan nabi Dawud as. Mereka pendekar kemerdekaan manusia dari ketertindasan, dari keterbelakangan. Merdeka Indonesia… seharusnya Palestina juga merdeka. Merdeka warganya dari zionis Israel. Merdeka untuk shalat di masjid al-Aqsha. Merdeka jiwa-jiwa bangsanya. Merdeka pendidikan dan ilmu pengetahuannya. Merdeka semua keturunannya. Merdeka kekayaan alam dan tanah airnya. Atas nama HAM, dana atas nama kemanusiaan. Tidak ada lagi tetesan darah warganya. Tidak ada lagi tangisan ketakutan bom-bom dan kokangan senjata. Tidak ada lagi anak-anak yang kehilangan masa depannya. Kehilangan anggota tubuhnya karena berondongan senapan penjajah Israel. Wahai dunia Arab, bersatulah. Bebaskan bumi Palestina. Oleh Kana Kurniawan Pjs. Ketua Umum PP Pemuda PUI Untukmu jiwa-jiwa kami untukmu darah kami untukmu jiwa dan darah kami wahai Al-aqsa tercinta Untukmu jiwa-jiwa kami untukmu darah kami untukmu jiwa dan darah kami wahai Al-aqsa tercinta Kami akan berjuang demi kebangkitan Islam Kami rela berkorban demi Islam yang mulia Untukmu palestina kami penuhi panggilan mu Untukmu Al-aqsa yang mulia kami kan terus bersamamu. . 2x Kami akan berjuang demi kebangkitan Islam Kami rela berkorban demi Islam yang mulia Untukmu palestina kami penuhi panggilan mu Untukmu Al-aqsa yang mulia kami kan terus bersamamu. . 2x Untukmu jiwa-jiwa kami untukmu darah kami untukmu jiwa dan darah kami wahai Al-aqsa tercinta Ya Rabbi izinkanlah kami berjihad di palestinaMu Ya Allah masukkanlah tercatat sebagai syuhada Mu tercatat sebagai syuhadaMu tercatat sebagai syuhadaMuuuuuuuu...

puisi untuk palestina al aqsa