BatuBelah Batu Bertangkup (1959) sebagai Dayang Istana; Bawang Puteh Bawang Merah (1959) sebagai Dayang Istana; Raja Laksamana Bintan (1959) sebagai Si Kembang Cina; Che Mamat Parang Tumpol (1960) sebagai Pak Anjang Akal Panjang; Megat Terawis (1960) sebagai Dayang Istana; Antara Dua Darjat (1960) sebagai Puteh; Sumpah Wanita (1960) sebagai Vay Tiền Nhanh. Kisah Batu Belah Batu Bertangkup merupakan sebuah kisah lagenda yang terkenal buat masyarakat Melayu. Batu Belah Batu Bertangkup mendapat nama sempena sebuah bongkah batu besar yang pada lagendanya mempunyai ruang mulut yang ternganga dan terbuka seperti sebuah gua atau batu terbelah dua, namun mengeluarkan suara yang kuat dan menyeramkan, dikatakan ia telah menelan ramai manusia yang memuja-mujanya untuk dimakan dan ditelan. Tampilan dari filem Batu Belah Batu Bertangkup 1959 Penulis Abdul Samad pernah telah menulis buku mengenai Batu Belah Batu Bertangkup 1936.[1], [2] Ia juga telah dijadikan sebagai filem Batu Belah Batu Bertangkup. Keluarga Sederhana. kisah batu terbelah kali ini saya akan menceritakan kisah tentang Batu terbelah secara singkat namun isinya lengkap. cerita ini berlatar belakang di sumatra utara. selamat membaca. Kisah ini terjadi di Sumatra Utara, tepatnya di Desa Penurun, Tanah Gayo, ber abad-abad yang kala, ada suatukeluarga yang sangat miskin. Terdiri dari seorang ayah,ibu, seorang anak yang berumur tujuh tahun, danseorang anak lain yang masih menyusu. Sang ayah adalah seorang petani. Selain bertani, di waktu senggang ia selalu berburu rusa di hutan. Di samping itu iajuga banyak menangkap belalang di sawah untukdijadikan makanan, bila tidak berhasil memperoleh rusa itu dikumpulkan sedikit demi sedikit di sebuahlumbung padi yang kosong karena sedang musim paceklik atau musim kekurangan. Kemarahan Sang Ayah Pada suatu hari sang ayah pergi berburu rusa kedalam hutan. Di rumah tinggal istri dan anak-anaknya. Waktu saat makan tiba, anak yang besar merajuk karena tidak ada ikan sebagai teman nasinya. Merajuk nya sang anak membuat hati ibunya sangat si ibu memerintahkan agar putranya mengambil belalang sendiri di dalam lumbung. Ketika si anak membuka pintu lumbung, ia tidak ber hati-hati, pintu lumbung padi tetap ini menyebabkan semua belalang yang sudah ayahnya kumpulkan terbang ke luar. baca juga Sementara itu ayahnya pulang berburu. Sang ayah kelihatan sangat lelah dan kesal. Karena Ia tidak memperoleh rusa buruan. Kemarahannya menjadibertambah besar tat kala ia mengetahui dari istrinyabahwa semua belalang di lumbung telah terbang keluar. Kekesalannya pun bertambah saat diingatnya betapa lamanya ia telah mengumpul kan belalang- belalang itu. Kini semuanya lenyap dalam qaktu sibgkat. Dalam keadaan lupa diri itu dan dipenuhi amarah, si ayah memukul istrinya sampai babak belur. Kemudian ia menyeretnya hingga ke luar merintih kesakitan. sang ibu pergi meninggalkan rumahnya. Perginya sang ibu Dalam keputus asaan dan kesedihan sanv ibu pergi menuju menuju ke batu belah yang selalu menerima dan menelan siapa saja yang bersedia ditelannya hidup-hidup. Niat semacam ini dapat terwujud jika ia menjangin,yaitu mengucapkan kata-kata sambil bernyanyidalam bahasa Gayo sebagai berikut”Batu Belah, batubertangkup, sudah tiba janji kita masa lalu.”Kata-kata itu dinyanyikan berkali-kali secara lembut dan mendayu-dayu oleh ibu yang malang itu, kedua anaknya terus mengikutinya sambil menangis dari kejauhan. Yang besar menggendong adiknya yang masih kecil. Sang ibu tertelan Apa yang terjadi setelah ini? Perlahan, bagian batu yang terbelah itu terbuka. Tanpa ragu-ragu lagi si ibu masuk ke dalam mulut demi sedikit tubuhnya ditelan oleh batu besar setelah ia berulang kali menyanyikan kalimat yang bertuah itu. baca juga Pada waktu kedua anaknya itu sampai di alam di sekitarnya amat buruk. Hujan turun deras disertai angin kencang. Bumi terasa bergetar karena sedang menyaksikan batu belahmenelan manusia. Setelah semua reda, dengan hati hancur luluh kedua kakak beradik itu hanya dapat melihat rambut ibunya yang tidak tertelan batu belah. Kemudian anak pertama nya mencabut tujuh helai rambut ibunya untuk dijadikan jimat pelindung mereka berdua. sekian cerita tentang batu terbelah. jangan lupa baca cerita lainnya di Kisahbro Kemarilah.. Nikmati Secangkir Kopi Terpahit Dengan Kenangan Termanis Bersamaku. Dibawah Langit Senja, kan Kupastikan Ujung Harimu Takan Menjadi Sore Yang Sederhana.

kisah batu belah batu bertangkup